Tuhan Tidak Bermain Dadu
Siapa yang tidak mengenal Albert Einstein? Seorang fisikawan yang kejeniusannya sudah terkenal sejagat alam raya ini. Belakangan aku cukup kaget karena dibalik kejeniusan yang selama ini dikenal orang lain, -bagiku- ia juga cukup religius, dalam sebuah kutipan yang aku baca di quora, Einstein pernah berkata "Tuhan Tidak Bermain Dadu" kalimat sederhana penuh arti luas.
Eintein menjelaskan bahwa alam semesta tercipta dengan keteraturannya, dengan penjelasan-penjelasan ilmiahnya, dengan alasan-alasan yang Tuhan ciptakan atas apapun yang sudah Ia biarkan terjadi. Aku setuju dengan pernyataan Einstein, Tuhan tidak sedang bermain dadu atas apapun yang sudah Ia ciptakan. Kadang kala kita terlalu berisik dan selalu mempertanyakan "kenapa hidupku buruk?" atau "kenapa Tuhan menciptakan aku dengan takdir yang buruk?" Padahal, Tuhan tidak pernah bermain-main atas kehidupan hamba-Nya. Sebuah ceramah yang pernah aku dengar pernah mengatakan, "bahkan untuk sehelai daun kering yang jatuh ke tanah, Tuhan mengetahuinya dan itu terjadi atas izin Tuhan." Aku pikir, betul ya, bahkan untuk sehelai daun kering pun apabila Tuhan belum mengizinkannya untuk jatuh, daun tersebut tidak akan jatuh. Ceramah tersebut terdegar seperti, Tuhan itu maha perhatian atas makkhluk-Nya, bahkan ketika tumbuhan yang tidak pernah sembahyang atau berdoa kepadanya, Tuhan seperhatian itu.
Tumbuhan yang hanya tumbuh diatas tanah saja, Tuhan berikan makanan dengan guyuran hujan. Burung kecil yang kelaparan, Ia berikan buah yang bisa dimakan burung, bahkan ketika buah tersebut tidak sepenuhnya dimakan oleh burung dan jatuh ke tanah, Tuhan memaksudkan agar buah tersebut dapat dimakan oleh semut-semut kecil. Ketika buah tersebut membusuk pun, Tuhan maksudkan agar bakteri pengurai dapat ikut memakannya, menjadi pupuk untuk pohon itu lagi. Einstein benar, Tuhan menciptakan semesta ini dengan segala keteraturannya, dengan segala alasan-alasan maha baik-Nya. Mungkin segala takdir yang kamu anggap buruk adalah maksud baik Tuhan untuk menyelamatkanmu dari rasa sakit yang lain. Mungkin alasan kenapa kamu harus menciduk kekasihmu sebulan sebelum pernikahan kalian adalah maksud tuhan agar kamu tidak menikah dengan laki-laki bajingan. Mungkin alasan kenapa kamu ditolak dari pekerjaanmu adalah maksud Tuhan untuk menyelamatkanmu dari lingkungan kerja toxic. Mungkin alasan kenapa hujan tiba-tiba datang setelah sebelumnya kamu sudah berdandan rapi dari tiga jam sebelumnya adalah bentuk Tuhan menyelamatkanmu dari kecelakaan akibat jalan yang licin. Mungkin alasan kenapa Tuhan membuatmu kesiangan dan ketinggalan pesawat juga menjadi alasan Tuhan untuk menyelamatkanmu dari kecelakaan pesawat. Alih-alih berpikir bahwa Tuhan jahat, Tuhan menciptakan otak yang sama untuk hamba-Nya berpikir bahwa Ia maha baik dan Ia maha kuasa. Seakan-akan Tuhan mengatakan, "Aku rusak rencanamu sebelum rencanamu merusakmu."
Sebuah firman Tuhan dalam Al-quran surah Insyiqaq (84) ayat 12-19, Tuhan mengatakan "Aku bersumpah demi cahaya merah di waktu senja; demi malam dan apa yang diselumbunginya; demi bulan apabila menjadi purnama; sungguh kamu benar-benar akan menjalani tingkat demi tingkat dalam kehidupan." Tuhan menjelaskan dalam setiap ciptaan-Nya akan menjalani tingkat demi tingkat tersebut. Malam akan berganti menjadi siang, rayap akan hidup dengan melewati fase telur, lalu menjadi larva, lalu menjadi laron untuk bereproduksi, lalu kembali menjadi rayap, bunga akan tumbuh lewat lebah yang mengawinkannya atau lewat angin sebagai perantaranya. Sekali lagi, seperti yang Einstein bilang, Tuhan tidak sedang bermain dadu, semesta yang Tuhan ciptakan sangat teratur. Untuk kehidupanmu yang bahkan sebelum Ia menciptakanmu, Tuhan menanyakan sebanyak 77 kali terlebih dahulu dan kamu terima, mustahil Ia bermaksud buruk atas kehidupan yang akan kamu jalani. Atas miliyar sel saraf ada di dalam kepalamu dengan kecepatan 430 km/jam yang Ia maksudkan untuk membantumu berpikir, dengan jantungmu yang secara otomatis berdetak 100.000 per harinya untuk memompa darah keseluruh tubuhmu, dengan liver yang secara otomatis menyaring racun dari badanmu agar kamu tetap sehat, atas oksigen yang Tuhan berikan secara cuma-cuma agar kamu bisa bernafas bebas tanpa perlu melalui tabung oksigen yang harus menghabiskan hingga 15.000 rupiah per jam nya. Juga atas segala kesempatan baik yang sudah Tuhan izinkan agar kamu merasakannya, kenapa kamu masih menganggap dirimu buruk? Atau menganggap Tuhan maha jahat? Atau menganggap dirimu sial, padahal Ia sangat bertanggungjawab atas apapun yang Ia ciptakan.
Tuhan kita itu baik. Allah itu Maha baik.
Kadang kala, hidup ini memang seperti layaknya series drama Korea. Setiap episodnya akan selalu ada hal-hal yang Tuhan maksudkan untuk kita pelajari disana. Setiap episodnya akan mempengaruhi bagaimana kita bertindak di episod selanjutnya. Kamu mungkin bisa meminta bocoran kisah dari orang lain yang sudah menjalani dramanya sendiri, tapi kita lupa baik kita maupun orang punya judul drama sendiri-sendiri dengan alur cerita kita sendiri. Kita tidak perlu membandingkan bagaimana episod pada drama kita yang berbeda dengan episod di drama orang lain. Selama kita meminta Tuhan untuk membantu kita, segala drama yang akan kita jalani pasti menjadi episod terbaik dalam hidup kita. Sekalipun di episod drama yang kita jalani akan dilalui mungkin sedikit diiringi oleh air mata, tapi selalu percaya, Tuhan tidak main-main dengan hidupmu, Tuhan selalu menjanjikan kebahagiaan untukmu. Sekalipun mungkin dramamu akan berakhir sad-ending tapi kamu harus selalu ingat bahwa ini hanya drama di dunia, percayalah pada kehidupan kekal di akhirat, dimana segala drama mu di dunia akan dipertanggungjawabkan. Tenang ya, sutradara di drama mu adalah sutrada terbaik sepanjang masa.
Semangat ya...
Aku, kamu, kita semua pasti bisa melewati fase-fase kehidupan ini, kita akan bisa menjalani episod-episod drama kita, kita akan bahagia...
- Pavita Avissa.
Blogg kali ini aku buatkan khusus untuk Devi, kakak aku, sahabat aku, keluarga aku yang sedang menjalani S2 di Jawa. Semangat ya kak, gotcha!!!
Comments
Post a Comment