Diinginkan atau dibutuhkan?

Dua tahun lalu seseorang menanyakan kepadaku, "Pavita, lebih pilih menjadi perempuan yang diinginkan atau dibutuhkan oleh laki-laki?" Aku sempat berpikir saat itu, lalu aku menjawab, "lebih baik menjadi perempuan yang diinginkan oleh laki-laki dibanding menjadi perempuan yang dibutuhkan." Tanpa ditanya alasannya aku menjelaskan, "Laki-laki itu selalu mencoba untuk mendapatkan apa yang iainginkan sekalipun ia sudah mendapatkan apa yang ia butuhkan. Terlalu rawan posisi perempuan ketika ia menjadi yang dibutuhkan tapi tidak diinginkan oleh laki-lakinya, laki-laki  akan mencoba mendapatkan apa yang ia inginkan."

Kiranya dua tahun aku berpikiran seperti itu, Aku harus menjadi yang diinginkan laki-laki, agar aku tidak tergantikan. Sedikit naif tapi aku memegang prinsip itu dua tahun lamanya. Suatu hari, beberapa bulan yang lalu aku menanyakan hal serupa kepada laki-laki -aku tahu pemikiran laki-laki dan perempuan akan beda tentunya. Benar saja, ia menjawab "Aku lebih baik menjadi yang dibutuhkan daripada yang diinginkan." Tentunya aku menanyakan alasannya, dia menjawab "dibutuhkan itu sudah pasti diinginkan, tapi diinginkan belum tentu dibutuhkan." Jawabannya tentu membuatku berpikir, iya juga ya?

Beberapa bulan belakangan aku mulai memikirkan alasanku beberapa tahun yang lalu. Sampai pada titik hari ini, ketika aku menulis ini, prinsipku dua tahun yang lalu aku ubah. Aku mulai berpikir, alih-alih berperang apakah menjadi diinginkan atau dibutuhkan, kenapa  aku sebagai perempuan tidak menjadi keduanya saja?

Laki-laki itu makhluk visual: mereka lebih menyukai terhadap apa yang bisa mereka lihat dengan baik. Ini salah satu alasan mengapa jarang kita temui laki-laki tampan memiliki pasangan yang kurang cantik (meskipun cantik dan jelek itu subjektif ya). Sebagai makhluk visual, laki-laki akan menginginkan pasangan yang cantik, kurus, tinggi, mancung atau mengikuti standar kecantikan di daerahnya. Standar kecantikan ini yang kemudian menjadi landasan laki-laki memilih perempuan seperti apa yang ia inginkan. Dalam konteks hal ini, rasa keinginan memiliki dari laki-laki sebagian besar tumbuh dari sesuatu yang bisa ia lihat dengan jelas dan dapat divisualisasikan, seperti: kecantikan, cara berpakaian, kekayaan,  jabatan, dan lainnya. Sebelum lebih jauh mengetahui apakah laki-laki merasa membutuhkan atau tidak, mereka akan menilaidari segi visual terlebih dahulu. Bahasa gaulnya, "dari mata turun ke hati." Ketika sudah merasa tertarik secara visual ada rasa keinginan untuk mengenal lebih dalam tentang perempuan ini. Pada tahap pendekatan inilah laki-laki akan menilai lebih jauh apakah ia butuh dengan perempuan ini atau hanya melihat perempuan ini sebagai objek yang ia banggakan dari segi visual kepada teman-temannya. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana menjadi perempuan yang dibutuhkan laki-laki?

Sebagai perempuan, ingatlah bahwa jangan perah menjadikan laki-laki sebagai poros dunia. Perempuan yang dibutuhkan laki-laki adalah perempuan yang tahu nilai yang ia punya. Alih-alih berpikir bagaimana menjadi apa yang laki-laki butuhkan, seharusnya kita mempertanyakan lagi nilai apa yang kita punya sehingga kita tau apa yang terbaik untuk diri kita sendiri dan tahu bagaimana seharusnya memperlakukan laki-laki. Dengan mengetahui seberapa value kita, kita akan sadar bagaimana seharusnya laki-laki memperlakukan kita juga, sehingga apabila suatu saat nanti kita mendapati laki-laki yang tidak memperlakukan kita dengan baik, kita berani untuk memutuskan untuk meninggalkan laki-laki tersebut. Kenapa? Karena kita bervalue. Kemudian, muncul pertanyaan lagi bagaimana kita tahu value kita dan bagaimana mengembangkan value yang kita miliki?

Nilai yang kita miliki adalah bagaimana cara kita memperlakukan orang lain, bagaimana kita menghargai diri kita sendiri, bagaimana kita menjaga dan meningkatkan kecerdasaan emosional kita dalam menghadapi berbagai permasalahan, bagaimana kita memecahkan permasalahan dengan sebaik mungkin, bagaimana kita juga mempertahankan prinsip hidup, bagaimana cara kita mengetahui apa yang hanya kita inginkan dan apa yang kita butuhkan. Poin-poin tadi mungkin bisa perlahan kita pelajari, menjadi sebuah kebiasaan, hingga menjadi sebuah prinsip kuat kita dalam kehidupan.  Laki-laki yang dewasa akan juga mengembangkan value dalam dirinya, ia akan mulai mencoba paham dan mengerti apa yang ia butuhkan dan apa yang sebatas keinginan saja. Laki-laki yang belum cukup dewasa mungkin hanya bermain pada gengsi seperti "aku punya pacar cantik!" Atau "Aku punya pacar dengan jabatan komisaris utama perusahaan!" Laki-laki dewasa akan melihat lebih jauh seperti "Nyamankah aku berkomunikasi dengannya untuk membahas masa depan?" atau "Bagaimana menyelesaikan permasalahan ini dari dua sudut pandang?" 

Aku tidak menyalahkan untuk menjadi perempuan yang cantik atau berjabatan di kantornya, tentu hal tersebut sangat bagus dan keren. Tetapi menjadi cantik, kaya atau berjabatan sangat mudah terganti. Seperti kata pepatah, di atas langit masih ada langit, ketika kita merasa cantik tentu ada yang lebih cantik lagi. Mulailah berfokus pada valuemu yang tidak mudah digantikan, jadilah unik sehingga laki-laki akan berpikir ulang untuk meninggalkanmu. Jadilah seorang perempuan yang menjadi sebuah bencana ketika laki-laki meninggakanmu, jadilah perempuan yang membuat laki-laki berpikir "aku tidak akan menemukan perempuan seperti ini pada perempuan lain." Laki-laki dewasa akan menyadari apa yang ia butuhkan untuk kriteria pasangan hidupnya, sebagai pasangan hidup ia akan memilih perempuan yang prinsipnya mirip atau sejalan atau prinsip yang sekiranya dapat ia maklumi secara berkelanjutan untuk kehidupannya. Laki-laki dewasa akan mencari pasangan hidup yang nyaman untuk diajak berkomunikasi, laki-laki dewasa tidak punya waktu untuk sikap perempuan mudah merajuk atau perempuan yang silent treatment. Laki-laki dewasa akan mulai memikirkan bagaimana pasangannya mengelola keuangan, managemen waktu dan lain sebagainya.

Aku mencoba menganalogikan sebuah perhiasan. Di kotak A terdapat perhiasan perak yang sangat cantik, mengkilap, siapapun yang melihatnya akan mencoba untuk memilikinya. Disisi sebelahnya ada kotak B terdapat perhiasan emas yang sama cantiknya dan mengkilap. Bagi orang awam, ia mungkin akan memilih  perak sebagai perhiasaannya, ia tidak tahu bahwa perak lama-kelamaan akan berubah warna ketika dikenakan terus menerus, kilapnya akan memudar dan nilai jualnya cepat jatuh. Namun orang yang paham akan value kedua perhiasaan itu akan memilih emas karena emas tidak mudah berubah warna, kilapnya lebih lambat untuk meredup, dan nilai jualnya lebih tinggi.  Orang yang tahu value emas akan memilih emas sebagai perhiasaan dan investasi jangka panjangnya. Orang yang mengerti value emas juga akan tahu bahwa emas adalah perhiasan yang mudah dibentuk, ia hanya perlu mencari pandai emas untuk membuat emasnya menjadi lebih menarik dan lebih mengkilap dari sebelumnya.

Kemudian, ada pertanyaan, "Bagaimana jika laki-laki tetap selingkuh padahal kita sudah memiliki value dalam diri kita?" Jawaban sederhanaku adalah: dia bukan untuk kamu. Seperti buku A Gentle Reminder karya Bianca Sparacino, disana Bianca menjelaskan bahwa "Orang yang tepat akan tetap memilihmu sebagaimana kamu memilih mereka" kamu tidak akan merasa takut kehilangannya karena sejak awal ia memang dia ditakdirkan untukmu. Kamu tidak akan takut kehilangannya karena ia tahu value yang kamu miliki. Lebih jauh, jadilah perempuan yang bervalue bukan lagi agar lelaki tidak meninggalkan kamu, jadilah perempuan yang bervalue agar kamu bisa menghargai dirimu sendiri dan agar orang segan untuk menyakitimu. Jadilah seseorang yang bervalue agar kamu juga menemukan pasangan yang paham akan value mu dan agar  kamu mendapatkan pasangan yang sama bervaluenya dengan dirimu. Ingat ya, emas dan berlian akan lebih mungkin bersatu menjadi perhiasan; sulit membayangkan tembaga dan berlian bersatu menjadi sebuah perhiasan.

- Pavita Avissa





Comments

  1. pertama tama thankfully, ini salah satu pemikiran yang cukup berdinamika dengan perasaan, ketika membaca pun, saya juga ikutan berdiskusi (ngomong sendiri). karena apa, saya juga merasakan mungkin perasaan si penulis walaupun juga ada sedikit berbeda pandangan bukan berarti maksud saya mengoreksi tapi lebih meluruskan tapi tujuannya ya tadi ngomong sendiri. Sebenarnya saya minta maaf dulu kalo koment nya agak absurd, tapi saya meyakini, Jodoh itu gak akan lari kemanapun, dia itu datang untuk dipertemukan dititik yang sama, bukan diliat dari materi atau apa yang sudah ia miliki melainkan visi yang ada 1 titik ketemunya tepat dan bersamaan. Menurut saya pasangan hidup itu, cara kerjanya berbarengan atau kerjasama, jika satu lari, dia lari, jika satu duduk, maka ia juga duduk. Gak ada istilannya kerja juga tapi gak sama sama. kalo kerjanya gak sama sama, berarti dia masi sendiri/single. Tentunya perempuan juga ingin dimengerti dan diliat value yang ia bangun, tapi ketika kamu sudah ketemu sama pasangannya kamu, dia gak berharap kamu harus kuat, atau bagaimana, laki-laki hanya ingin dia tau dia bisa diandalkan oleh pasangannya sendiri, masi menjaga dia. Kamu boleh kuat saat diluar, tapi ketika kamu udah berpasangan, hilangkan sejenak ketegaran kamu tadi, sedikit rapuh juga tidak masalah, maka itu lah sesungguhnya laki-laki menjadi sandaran kita ia rapuh. menurut saya, maaf jika beda pendapat, Laki-laki dewasa menurut saya dia bakal mempunyai banyak waktu buat cewenya yang lagi ngambek, atau sedih, atau marah. Maka disitulah hadirnya kebaikan, maka disitu juga hadirnya rasa untuk lebih menyayangi, gapapa berusaha tegar didepan semua orang, tapi kita kamu sama pasangan kamu, jadilah lemah agar laki-lakimu bisa menjaga ketika kamu lemah. Dan sebaliknya laki-laki juga sama. Kita makhluk yang sama dengan sudut pandangan berbeda, gender berbeda, daya tarik yang berbeda.

    Maaf jika saya terlalu panjang lebar komentarnya, tapi saya jujur saya sangat suka dengan pemikiran dan keluh kesah yang anda tuangkan dalam ketikan ini, saya gak menutup kemungkinan mungkin saya bakal reply tulisan tulisan yang anda buat. Sekali lagi terima kasih banyak, sehat selalu dan happy smile :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf*
      Tambahan, Dinginan sama dibutuhkan itu, bisa dikatakan itu dua hal yang berbeda tapi bisa jadi satu kesatuan. cewe menurut saya dia dominan diinginkan dan cowo dominan dibutuhkan, kenapa, Karena gini cewe itu banyak hal apa yang diinginkan cth, dia ingin mendapatkan pasangan yang baik, ganteng etc sebaliknya cowo itu dibutuhkan, apa yang dibutuhkan si cowo itu yang jadi keinginnannya, contoh cewe ingin cowo ganteng at least cowo merubah gayanya atau penampilannya, terus cewe ingin mencari cowo yang sudah matang atau dewasa terus mapan dalam keuangan, dan berarti si cowo at least dia berusaha jadi lebih bijak dan bertanggung jawab dan berusaha mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan ini (notabane nya belum sama-sama ketemu) tapi belajar dari pengalaman begitulah adanya, laki-laki juga tidak akan mempermasalahkan hal tsb karena apa, dia tau harus berjuang dan effort besar untuk pasangannya. Jodoh itu kayak level, dan gak bisa tinggi sebelah, atau lebih dominan. dia gak bakal ketemu, jodoh itu harus sejajar, sejajar dari segi apa, dari segi visi misinya walaupun tidak semua ketemu tapi pasti ada satu point tertentu yang sama sama sejalan dan searah.

      *Sebelumnnya mohon maaf jika komenan saya sedikit personal dan maaf jika ada beberapa kata-kata yang kurang enak diliat, saya bukan AI, tentunya wkwkw saya hanya kagum sama anda kebetulan lewat di twitter saya dan saya kepo.
      mungkin sekian dan terima gaji, salah terima kasih :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hubungan Kita Sudah Lama...

Kenapa Aku Lelah menjadi Pasangannya...

Tentang Buku, Penulis dan Sang Editor